English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

tiada keberhasilan tanpa kegagalan

wirausaha

Sabtu, 31 Desember 2011

BUDIDAYA DUKU PALEMBANG

DUKU PALEMBANG
Family Meliaceae
Deskripsi
Merupakan salah satu duku unggul dari Sumatera Selatan. Bentuk buahnya bulat atau bulat lonjong. Kulit buahnya tipis, halus, berwarna kuning agak kecokelatan, dan sedikit mengandung getah. Daging buahnya bening dan rasanya manis. Persentase daging buahnya antara 64-77%. Keistimewaannya, duku ini jarang sekali berbiji. Dari sekitar 10-15 buah, biasanya hanya dijumpai sebuah duku yang berbiji. Produktivitas tanaman yang mulai berbuah rata-rata 12 kg/pohon/tahun, sedangkan tanaman yang sudah dewasa dapat menghasilkan 800-900 kg/pohon/tahun.
Manfaat
Buah duku pada prakteknya selalu dimakan dalam keadaan segar setelah dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang tanpa biji dapat dibotolkan dalam sirop. Kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, serta digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan, dan sebagainya. Kulit buahnya yang dikeringkan di Filipina dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah itu juga dimanfaatkan sebagai obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya. Bagian tanaman lainnya yang digunakan sebagai obat adalah bijinya yang ditumbuk digunakan oleh penduduk setempat di Malaysia untuk menyembuhkan demam, dan kulit kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri dan malaria; tepung kulit kayu juga digunakan sebagai tapal untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
Syarat Tumbuh
Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan be’rbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial. Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH antara 6-7. Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan, bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang, seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.
Pedoman Budidaya
Tanaman diperbanyak dengan biji. Biji ini dibersihkan dari daging yang melekat pada biji (arilus), kemudian disemaikan langsung karena biji duku tidak dapat disimpan lama. Biji duku bersifat poliembrioni sebesar l0-50%. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan sambung pucuk. Batang bawah berasal dari semai biji duku berumur setahun lebih. Perbanyakan dengan penyusuan berhasil baik, tetapi dapat dipisahkan dari pohon induknya setelah 4-5 bulan kemudian. Sementara, cara okulasi jarang dilakukan karena kesulitan mengambil mata tempelnya. Cara cangkok juga jarang dilakukan karena pertumbuhan bibitnya lemah meskipun dapat berakar. Bibit dari biji mempunyai masa remaja (juvenil) panjang, antara 8-17 tahun. Umur mulai berbuah untuk bibit vegetatif belum jelas, tetapi di Thailand bibit sambungan mulai berbuah pada umur 5-6 tahun. Cabang entres diambil dari varietas unggul yang daunnya masih muda, tetapi sudah mulai menua, biasanya menjelang musim hujan. Untuk memperoleh hasil sambungan tinggi sebaiknya daun cabang entres dirompes dua minggu sebelum cabang dipotong. Di Filipina, sebagai batang bawah yang kompatibel digunakan semai Dysoxylum altisimum Merr. dan Dysoxlum floribundum Merr. Duku ditanam pada jarak tanam 6-8 m dalam lubang berukuran 6o cm x 6o cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 20 kg/lubang. Bibit ditanam pada umur 1-2 tahun atau setelah mencapai tinggi 75 cm lebih. Pupuk buatan berupa campuran 100 g urea, 50 g P2O5, dan 50 g KCl per tanaman diberikan empat kali dengan selang tiga bulan sekali. Setelah ditanam, bibit harus diberi naungan dengan atap daun kelapa atau jerami kering. Kondisi lahan di sekitar bibit harus dij aga agar tetap lembap.
Pemeliharaan
Pohon muda hendaknya dinaungi dengan baik dan disirami selama beberapa tahun pertama. Pucuk utama langsat yang bertipe tegak harus dipenggal, dan cabang-cabang lateral yang tumbuh diikat supaya tumbuh mendatar, agar perawakannya lebih memencar. Pada pohon yang lebih tua, hanya pucuk pucuk air dan cabang-cabang yang kena penyakit yang perlu dipangkas. Pemberian mulsa yang banyak dianjurkan. Persyaratan kebutuhan haranya barangkali rendah, berkat pertumbuhannya yang lambat dan hasilnya yang rendah, tetapi pemupukan yang ringan di awal musim hujan dan setelah panen mungkin bermanfaat, terutama jika ingin diproduksi hasil yang besar. Pengairan dapat digunakan untuk mempercepat pembungaan satu atau dua bulan, asalkan calon bunga telah muncul selama periode kering sebelumnya. Perbungaan mulai tumbuh 7-10 hari setelah penyiraman. Suatu masa kering yang pendek, yang terjadi ketika buah masih menempel di pohonnya akan menimbulkan bahaya turunnya panen secara serius, disebabkan oleh pecahnya buah jika kekurangan air itu tiba-tiba dipulihkan.
Hama dan Penyakit
Penyakit busuk akar dan antraknosa merupakan 2 macam penyakit yang berbahaya, yang masing-masing menyerang pohon dan buah duku. Belum jelas betul patogen mana yang menyebabkan busuk akar, sebab belum ada bukti bahwa Phytophthora spp. terlibat dalam hal ini. Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) tampak berupa bintik kecoklatan yang berukuran kecil sampai besar pada rangkaian buah; serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal, dan juga menyebabkan kerugian pasca-panen. Penggerek kulit kayu, merupakan hama yang umum, terutama pada langsat yang bertipe tegak, yang seringkali menyebabkan jeleknya penampilan ranting-rantingnya yang mati oleh ulat-ulat ngengat ‘carpenter’ (Cossus sp.) dan ngengat hijau (Prassinoxema sp.). Ulatnya menjadi pupa di dalam lorong. Hama-hama ini aktif sepanjang musim hujan; sebagian kerusakan disebabkan oleh rusaknya kuncup bunga: Petani duku mencolek kulit kayu yang lepas dari cabang yang terserang, membunuh penggerek penggerek yang muncul, dan mengecat dengan insektisida cabang yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Penggerek-penggerek lain menyerang batang, ranting, dan buah. Di Malaysia, ulat penggerek buah dapat menyebabkan banyak sekali buah rontok; buah-buah yang terserang itu hendaknya dikumpulkan dan dikubur untuk memotong daur hidup hama ini: Di Indonesia, larva kumbang ‘weevil’ dijumpai di dalam buah duku. Kutu perisai dan kutu kecil (mites) dapat pula menimbulkan kerusakan yang hebat. Kelelawar, burung, dan tikus suka sekali memakan buah duku; pemberantasannya yang efektif adalah menyinari dengan baterai pada rnalam hari dan membungkus tandan-tandan buah dengan kantung-kantung nilon. Daunnya dirusak oleh binatang pengebor daun, penggulung daun, kumbang, dan kutu.
Panen dan Pasca Panen
Buah duku dipanen dengan jalan dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan-tandan buahnya yang matarig dengan pisau atau gunting pangkas. Hendaklah hati-hati agar tidak melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnpa akan muncul dari situ juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya Iebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusalcan kuncup-kuncup bunga yang masih dorman. Diperlukan empat atau lima kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yang matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika pematangan tidak bersamaan, akan sangat menqulirkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dalam kondisi kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika dikemas. Penanganan pasca panen Duku merupakan buah yang sangat mudah rusak, kulit buahnya berubah menjadi coklat dalam 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan di pohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada di pohonnya buah-buah itu tetap akan berubah menjadi coklat, dan dalam waktu yang pendek tidak akan laku dijual di pasar. Penyimpanan dalam kamar pendingin dengan suhu 15° C dan kelembapan nisbi 85-90% dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dahulu dalam larutan benomil (4 g/1). Buah duku dipasarkan dalam keranjang-keranjang bambu yang dialasi koran bekas atau daun pisang kering. Seringkali buah-buah itu dipilah-pilah dahulu sebelum dijual.

Sabtu, 24 Desember 2011

rupiah dari sampah


Bisnis..... tanpa modal,,,,,,, akan membahas apa aja yang bisa merubah sampah jadi emas itu. Apa mungkin sampah bisa jadi  Emas. Mari kita teruskan liku-liku (seperti jalan aja) peluang usaha merubah sampah jadi Emas, Walaupun bisnis ini bisa dilakukan tanpa Modal sepeser pun. Simak terus ya di blog ini tentang  peluang bisnis tanpa modal yang bisa menuntut seseorang untuk kreatifitas, seseorang untuk bisa eksis terus di dunia ini, seseorang untuk bisa menafkai diri sendiri, meski PHK masal ada di mana-mana di masa krisis ini.
-
Nah apakah anda tidak percaya sampah bisa jadi emas? Kalau tidak percaya wajar aja. Karena memahami kalimat secara Leterleg (apa adanya) Coba secara mendetail, yang mana seperti haji Sukri yang notabene Konglomerat dari hasil bisnis sampahnya. Maka dia bisa membeli satu bahkan seratus kilogram emas mungkin. Nah kemampuan inilah yang bisa menghasilkan emas. Artinya hasil jual dari Bisnis tanpa modal ini kita bisa belikan Emas. Gitu maksud saya,,... supaya berkembang nalar pemahaman kita semua. Kan dituntut kreatif untuk bisa menghasilkan karya yang bermutu.
--
Untuk mengembangkan kreativitas dan wawasan bisnis. Inilah berapa masukan agar sampah bisa menjadi lahan emas:
1. Anda bisa mengumpulkan dirumah beberapa sampah yang punya nilai jual tinggi seperti sampah logam dan plastik. Misal sampah logam perkigramnya Rp. 2.000,- bagaimana kalau anda punya 1 ton. Sudah bisa jadi jutawan rasanya anda. Kalau mengumpulkan logam hingga 1 Ton.
2 Bisnis pupuk kandang/kompos  Anda bisa membuat sendiri dengan Gratis Pupuk jenis ini. Jika produksi Kompos anda bagus, maka hasilnya bisa dijual. Terbukti banyak sekali di Kota-kota besar menjual pupuk kompos, dan ini juga bisa jadi lahan emas. Tingal bisa kreatif tidak mengolahnya hingga siap jual ?
3. Sampah bisa jadi hiasan dinding yang menarik. Atau untuk asesoris seperti kalung, gelang dan bahkan bisa dibuat sandal, dan lain sebagainya.
4. Sampah elektronik banyak mengandung Logam Mulia. Sehingga saya pernah menjumpai seseorang yang ahli akan jenis logam ini. ternyata di Sampah Elektronik ini masih bisa menghasilkan uang yang melimpah, seperti kuningan, tembaga, perunggu, perak, dan bahkan emas kemungkinan besar ada di sampah elektronik. Jika anda ahli akan logam silahkan dibuktikan. Karena ada salah seorang di surabanya pekerjaannya memisahkan logam aslinya dengan lapisan elektronik menggunakan cairan kimia, konon dia mengambil emasnya atau logam mulia yang lainnya. Sekali lagi ini menuntut kreatifitas yang tinggi.
-
Sampai disini semua itu menuntut keahlian dan kreatifitas kita. Anda termasuk punya kreatifitas yang mana dan itulah yang bisa dimanfaatkan menjadi lahan emas kita sendiri. Meskipun bisnis dari sampah ini Tanpa Modal tetap kita harus kerja keras dan selalu inovatif jika ingin mengembangkannya menjadi prefesional dalam pengolahan sampah ini. Oh iya tentang sampah ada loh sekarang pemanfaatan sampah ini dibahas sampai bangku kuliah bahkan dibahas di Kurikulum S-2. Ini yang pernah saya baca.
Begitu luar biasanya peluang dan pemanfaatan sampah ini bahkan sampai di bahas di Bangku Kuliah bahkan Seminar-seminar.

Jumat, 23 Desember 2011

enceng gondok tembus eropa

Enceng Gondok Tembus Pasar Eropa

Siapa sangka enceng gondok yang selama ini dianggap perusak lingkungan dan penyebab banjir punya nilai ekonomi. Buktinya, pengrajin asal Yogyakarta, Lina Meiliyasari mampu mengubah tanaman yang dianggap hama itu menjadi produk bernilai jutaan rupiah. Tahun 2009 saja, omset bisnisnya mencapai Rp 1,8 miliar. YL Production adalah nama merk kerajinan dari enceng gondok itu yang tidak hanya diminati di pasar domestik, tetapi sudah menembus pasar eropa.

Lina, adalah contoh pengusaha wanita yang mampu melakukan transformasi bisnis. Usaha yang sekarang ditanganinya awalnya merupakan warisan keluarga tetapi berkat kepiawaian dan keuletannya usaha kecil itu terus bertumbuh.

Dia pun mengaku, pemanfaatan enceng gondok menjadi produk kerajinan, awalnya hanya coba-coba. Gara-gara bahan baku produk alas meja dan bantal dari pelepah pisang makin sulit diperoleh mendorongnya untuk memanfaatkan enceng gondok.

Usaha yang dipimpinnya terus mengalami perkembangan yang cukup baik, ditandai oleh kemampuannya menambah jenis produk dari hanya 10 menjadi 100-an item saat ini. Tidak hanya itu, lewat kerja keras dan ketekunannya itu, pasar produk alat rumah tangga yang tadinya cuma pasar lokal, sudah menembus pasar mancanegara terutama eropa. Keberhasilannya dalam memperluas pasar diperoleh lewat berbagai pameran yang diikutinya dan akhirnya memperoleh pembeli asal Jerman. Setiap tiga bulan Lina mengekspor produknya ke Jerman, dengan perolehan nilai pada tahun 2007 mencapai Rp 90 juta, sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp 60 juta dan kembali naik pada tahun 2009 menjadi Rp 100 juta. ”Pada tahun 2010 saya perkirakan akan mencapai Rp 150 juta-an,” ujarnya yakin.
Mengenai masalah tantangan ekspor dan daya saing dia mengaku mengaku tidak terlalu khawatir karena sejak dulu persoalan kualitas produk dan desain tidak pernah luput dari perhatiannya. Karena itu pengetahuannya di bidang teknologi dan desain terus dikembangkan melalui berbagai instansi pemerintah di daerahnya seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Balai Besar Litbang Kerajinan dan Batik di Yogyakarta, yang selama ini menjadi tempat berkonsultasi guna mengembangkan usaha. Selain itu, prestasi yang diraih YL Production adalah memperoleh sertifikat Ce-Mark yang dikeluarkan PT TUV International Indonesia. Sertifikat ini dapat menjadi jaminan kemudahan untuk memasuki pasar eropa karena produk tersebut ramah lingkungan dan tidak membahayakan konsumen seperti yang dituntut masyarakat Eropa saat ini.
Ia berpendapat, pasar dalam negeri untuk produk kerajinan masih sangat menjanjikan. Omset penjualan pasar lokal akan terus meningkat dari tahun ke tahun, dan terkhir tahun 2009 mencapai Rp 1,8 miliar.
Berkat keberhasilannya dalam mengembangkan produk kerajinan berbahan baku enceng gondok, Lina pun mendapat kepercayaan untuk membina 150 pengrajin asal Kalimantan Selatan. Kepercayaan itu datang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kalimantan Selatan.

Kamis, 22 Desember 2011

perbedaan jangkrik jantan dan betina

inilah dia cara membedakannya

Didalam suatu jenis binatang pasti ada yang membedakan antara betina dan jantannya misalnya bisa dilihat dari jenis kelaminnya yang jika kelihatan untuk jenis binatang yang besar kalau untuk binatang yang kecil seperti jangkrik ini sulit membedakan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina. Ataupun dengan melihat dari tampang untuk yang ahli ataupun untuk yang sudah kenal karakteristik dari binatang yang sudah seseorang pelihara dan untuk hal ini pula sangat sulit membedakan antara jangkrik jantan dan betina. Oleh karena itu saya akan menjelaskan sedikit perbedaan antara jangkrik jantan dan betina bahwa jangkrik jantan dan betina itu terletak pada………
ekornya.jagnkrik-betina
Jika jangkrik itu jantan bisa dilihat dari ekornya ada dua dan jangkrik betina ditandakan dengan ekor yang berjumlah dua
Sedangkan untuk jangkrik betina berjumlah ekornya adalah 3 dengan penjelasan ekor yang satu adalah yang menonjol ditengah adalah alat untuk mengeluarkan telur pada, jadi itulah yang membedakan antara jangkrik jantan dan betina.
jantan-2

rupiah dar jangkrik

halo sobat, saya akan menjelaskan cara membudidayakan jangkrik


angkrik jantan siklus hidupnya kurang dari 2 bulan sedangkan jangkrik betina kurang lebih 3 bulanan. Jangkrik betina mampu menghasilkan 500 butir telur dalam siklus hidupnya. Dalam budidaya atau ternak jangkrik perlu memperhatikan lokasi kandang.
Jangkrik membutuhkan kandang yang teduh, tenang, terdapat srkulasi udara yang baik, jauh dari keramaian dan kebisingan seperti jalan raya atau pasar, dll.


Kandang Jangkrik
Kandang terbuat dari kayu tripleks atau kardus bekas berukuran 100cm x 60cm x 30cm bisa menampung 4.000 ekor jangkrik. Dan kotak ini bisa digunakan 4-5 kali. Atap kandang dilapisi koran atau daun kelapa/daun pisang/daun jati/daun tebu/serabut kelapa. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga.
Peyiapan bibit dari indukan
Bibit yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat dan berumur 10-20 hari. Sementara Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun induk betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan induk jantan diusahakan dari alam bebas, karena lebih agresif.



Pemeliharaan
Pada proses pembesaran, jangkrik diberi pakan yang cukup baik yaitu pakan pelet buatan Astrik dan sayuran (wortel, gambas, daun katuk, daun pepaya, sawi, dan lainnya). Pemberian sayuran mengikuti ketentuan berikut masa pertumbuhan hari ke-1 sampai ke-10 sebanyak 2 kali/hari, hari ke-11 sampai ke-30 (1 kali/2 hari) dan masa pertumbuhan lebih dari 30 hari tidak diberi pakan sayur sedangkan untuk minuman diberikan dalam pasir basah.
Itulah sekilas tentang Ternak Jangkrik. Jika anda berminat untuk membudidayakannya, maka sebaiknya anda memperkaya informasi seputar usaha ternak jangkrik ini.

TEKNOLOGI KOLAM LELE

Inovasi Teknologi  dalam budidaya lele terus mengalami perkembangan, terlebih beberapa tahun belakangan ini, dari setiap sisi perubahan pada teknologi budidaya lele diharapakan mampu meningkatkan produksi dengan cara yang lebih evisien namun tetap evektif, sehingga para pelaku usaha ternak dan budidaya lele lebih bisa dimudahkan lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dari sekian banyak inovasi teknologi budidaya lele, yang paling menarik adalah tata cara pembuatan kolam, teknologi pembuatan kolam dalam budidaya lele terus mengalami perubahan, yang paling terkenal dan sering dibicarakan belakangan ini adalah teknologi kolam terpal. Selain lebih murah dari sisi ekonomi, perawatan kolam terpal juga relatif lebih mudah dan tetap bisa diandalkan karena dapat menekan angka kerugian benih atau bibit lele, jika dibandingkan dengan kolam lele dari tanah, resiko kerugian para pengusaha budidaya lele akan lebih besar, karena pada kolam tanah banyak terdapat hama dan terkadang terjadi kebocoran yang sulit untuk dideteksi.
Inovasi teknologi kolam pada budidaya lele juga dapat disesuaikan dengan lahan dan kemampuan modal para pengusaha budidaya dan ternak  lele, contoh yang paling signifikan misanya pada pada segmen pembenihan, sebelumnya para pembudidaya ikan lele beranggapan pembuatan kolam pada segmen pembenihan  harus menggunakan lahan yang cukup luas, anggapan itu belakangan ini ditepis oleh beberapa orang pembudidaya lele sangkuriang  yang memiliki lahan dan modal usaha terbatas, pada dasarnya lahan dan modal usaha yang besar memang sangat berguna bagi setiap pengusaha, namun jika kita memiliki keterbatasan, bukan suatu alasan bagi kita untuk menyerah, bahkan bagi beberapa rekan pembudidaya lele sangkuriang, keterbatasan itu malah memicu mereka untuk lebih mengembangkan potensi yang ada.
Keterbatasan lahan dan modal menginspirasi mereka untuk dapat terus melakukan budidaya lele pada segmen pembenihan, untuk proses pemijahan digunakan kolam yang lebih kecil dengan ukuran 2m(P)x1,5m(L)x1m(T), menggunakan 4 kakaban, indukan lele yang dipijahkan juga hanya 2 jantan dan 1 betina, sementara kolam penetasan yang digunakan berukuran 2mx4mx0,5m sebanyak 6 buah, 4 kolam diperuntukan untuk penetasan, saat indukan telah bertelur dikakaban, pada setiap kolam penetasan diletakkan satu kakaban, sementara 2 kolam yang tersisa digunakan untuk hasil penyortiran benih lele, berdasarkan pengalaman, dengan tehnik ini  hasil produksi tetap evektif , bahkan beberapa pembudidaya lele mengakui dengan tehnik seperti ini hasil produksi benih lele lebih meningkat. Untuk anda yang belum mencoba, silahkan mencoba, untuk yang sudah mencoba, semoga kesuksesan dalam budidaya lele terus menginspirasi anda, salam sukses…
?

Kamis, 01 Desember 2011

ciri ciri wirausahawan sukses

1 Percaya diri
Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.

2 Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.

3 Pengambilan resiko
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

4 Kepemimpinan Perilaku
sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik

5 Keorisinilan
Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6 Berorientasi ke masa depan
Pandangan ke depan, perspektif

D. Karakteristik Tipikal Entrepreneur
1. Lokus pengendalian internal
2. Tingkat energi tinggi
3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
4. Toleransi terhadap ambiguitas
5. Kepercayaan diri
6. Berorientasi pada action

E. Karakteristik Wirausahawan
1. Keinginan untuk berprestasi
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
3. Preferensi kepada resiko menengah
4. Persepsi kepada kemungkian berhasil
5. Rangsangan untuk umpan balik
6. Aktivitas Energik
7. Orientasi ke masa depan
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian
9. Sikap terhadap uang

F. Standar Wirausahawan Berhasil
1. Kemampuan inovatif
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
3. Keinginan untuk berprestasi
4. Kemampuan perencanaan realistis
5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan
6. Obyektivitas
7. Tanggung jawab pribadi
8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)
9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator
10. Tingkat komitmen tinggi (survival)

G. Jenis-Jenis Wirausahawan

1. Innovating Entrepreneurship
Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif

2. Imitative Entrepreneurship
Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur

3. Fabian Entrepreneurship
Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.

4. Drone Entrepreneurship
Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain.

H. Proses Kewirausahaan
Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :

(1) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.

(2) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

(3) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.

(4) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Tahap Kewirusahaan Secara Ringkas
1. proses inovasi
2. proses pemicu
3. proses pelaksanaan
4. proses pertumbuhan

aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :
a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan

b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana

c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan

d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha

e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC)

g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

I. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil :

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.

b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan,
pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Sikap Wirausahawan yang baik
a. Jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan

b. Mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat
memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.

c. Selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa
lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita.

10 kompetensi yang harus dimiliki kewirusahawan, yaitu :
1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.

2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.

5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat.

6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.

8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan
terhadap pesaing.

10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat.

KISAH WIRAUSAHAWAB SUKSES

(Di rumah mungil di kawasan Perumnas Klender, Jakarta Timur, belasan pegawai berkaus merah kuning terlihat sibuk. Roti, daging, sosis, hingga botol-botol saus kemasan bertuliskan Edam Burger disusun rapi dalam wadah-wadah plastik siap edar. Seorang lelaki bercelana pendek berhenti bekerja, lalu keluar menyambut NOVA.
Pembawaannya sederhana, tak ubahnya seperti pegawai lain. Sambil tersenyum hangat, ia pun memperkenalkan diri. “Aduh maaf, ya, saya tidak terbiasa rapi, hanya pakai oblong dan celana pendek,” tutur Made Ngurah Bagiana, sang pemilik Edam Burger. Beberapa saat kemudian, Made bercerita.)
Terus terang, saya suka malu dibilang pengusaha sukses yang punya banyak pabrik dan outlet. Bukan tidak mensyukuri, tapi saya hanya tak mau dicap sombong. Saya mengawali semua usaha ini dengan niat sederhana: bertahan hidup. Makanya, sampai sekarang saya ingin tetap menjadi orang yang sederhana. Sesederhana masa kecil saya di Singaraja, Bali.
Orang tua memberi saya nama Made Ngurah Bagiana. Saya lahir pada 12 April 1956 sebagai anak keenam dari 12 bersaudara. Sejak kecil, saya terbiasa ditempa bekerja keras. Malah kalau dipikir-pikir, sejak kecil pula saya sudah jadi pengusaha. Bayangkan, tiap pergi ke sekolah, tak pernah saya diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, ya saya harus ke kebun dulu mencari daun pisang, saya potong-potong, lalu dijual ke pasar.
Menjelang hari raya, saya pun tak pernah mendapat jatah baju baru. Biasanya, beberapa bulan sebelumnya saya memelihara anak ayam. Kalau sudah cukup besar, saya jual. Uangnya untuk beli baju baru. Lalu, sekitar usia 10 tahun, saya harus bisa memasak sendiri. Jadi, kalau mau makan, Ibu cukup memberi segenggam beras dan lauk mentah untuk saya olah sendiri.
PENSIUN JADI PREMAN
Begitulah, hidup saya bergulir hingga menamatkan STM bangunan tahun 1975. Bosan di Bali, saya pun merantau ke Jakarta tanpa tujuan. Saya menumpang di kontrakan kakak saya di Utan Kayu. Untuk mengisi perut, saya sempat menjadi tukang cuci pakaian, kuli bangunan, dan kondektur bis PPD.

Kerasnya kehidupan Jakarta, tak urung menjebloskan saya pada kehidupan preman. Bermodal rambut gondrong dan tampang sangar, ada-ada saja ulah yang saya perbuat. Paling sering kalau naik bis kota tidak bayar, tapi minta uang kembalian. (Sambil berkisah, Made terbahak tiap mengingat pengalaman masa lalunya. Berulang kali ia menggeleng, lalu membenarkan letak kacamatanya).
Toh, akhirnya saya pensiun jadi preman. Gantinya, saya berjualan telur. Saya beli satu peti telur di pasar, lalu diecer ke pedagang-pedagang bubur. Ternyata, usaha saya mandeg. Saya pun beralih menjadi sopir omprengan. Bentuknya bukan seperti angkot ataupun mikrolet zaman sekarang, masih berupa pick-up yang belakangnya dikasih terpal. Saya menjalani rute Kampung Melayu - Pulogadung - Cililitan.
Tahun 1985, saya pulang ke kampung halaman. Pada 25 Desember tahun itu, saya menikah dengan perempuan sedaerah, Made Arsani Dewi. Oleh karena cinta kami bertaut di Jakarta, kami memutuskan kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib. Kami membeli rumah mungil di daerah Pondok Kelapa. Waktu itu saya bisnis mobil omprengan. Awalnya berjalan lancar, tapi karena deflasi melanda tahun 1986-an, saya pun jatuh bangkrut. Kerugian makin membengkak. Saya harus menjual rumah dan mobil. Lalu, saya hidup mengontrak.
NYARIS TERSAMBAR PETIR
Titik cerah muncul di tahun 1990. Saya pindah ke Perumnas Klender. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor.

Bahan-bahan pembuatan burger, seperti roti, sayur, daging, saus, dan mentega, saya ecer di berbagai tempat. Dibantu seorang teman, saya menjual burger dengan cara berkeliling mengayuh gerobak. Burger dagangannya saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah.
Banyak suka dan duka yang saya alami. Susahnya kalau hujan turun, saya tak bisa jalan. Roti tak laku, Akhirnya, ya, dimakan sendiri. Masih untung karena istri saya bekerja, setidaknya dapur kami masih bisa ngebul. Pernah juga gara-gara hujan, saya nyaris disambar petir. Ketika itu saya tengah memetik selada segar di kebun di Pulogadung. Tiba-tiba hujan turun diiringi petir besar. Saya jatuh telungkup hingga baju belepotan tanah. Rasanya miris sekali.
Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri, padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah.
Untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah. Mereka ambil bahan dari saya dengan harga lebih murah. Sungguh luar biasa, upaya saya berhasil. Dalam dua tahun, gerobak burger saya beranak menjadi lebih dari 40 buah. Saya pun pensiun menjajakan burger berkeliling dan menyerahkan semua pada anak buah.
Tak berhenti sampai di situ, tahun 1996 saya mencoba membuat roti sendiri dan membuat inovasi cita rasa saus. Seminggu berkutat di dapur, hasilnya tak mengecewakan. Saya berhasil menciptakan resep roti dan saus burger bercita rasa lidah orang Indonesia. Rasanya jelas berbeda dengan burger yang dijual di berbagai restoran cepat saji. 
Lulusan STM bangunan ini mengawali bisnisnya hanya dengan dua gerobak. Kini, ia memiliki 10 pabrik dan 2.000 outlet Edam Burger yang tersebar di seluruh Indonesia. Segalanya tentu tak mudah diraih. Bahkan, ia pernah menjalani hidup yang keras di Jakarta

MOTIVASI

Menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur sukses memang butuh proses yg tidaklah instan, bisa jadi waktunya cukup panjang. Banyak hal-hal baru yg bisa jadi tidak diduga sebelumnya, yg muncul ketika kita terjun langsung kedalam dunia bisnis.

Orang bilang bisnis itu ya Untung, ya Rugi. Bisnis itu penuh resiko, klo kita gak pintar, jangan berbisnis, bisa-bisa bukan “Untung” tetapi “Buntung”. Hal inilah yg membuat sebagian besar orang pada akhirnya tidak berani mengambil resiko, untuk meraih kesuksesannya dgn berbisnis. Apalagi jika melihat pola pikir masyarakat di Indonesia yg sampai saat ini masih sangat terpaku dgn mimpi mereka menjadi seorang karyawan di perusahaan bonafit, atau menjadi pegawai negeri sipil (PNS) yg bisa memberikan jaminan kecukupan di hari tua. Apakah mimpi Anda juga hanya sebatas itu?

Biasakan tidak membatasi pola pikir Anda dgn cita-cita kecil sebagai karyawan saja, namun ubah mindset Anda untuk memiliki mimpi besar (setinggi langit) dgn menjadi wirausaha.
Bagaimana caranya mengubah mindset karyawan menjadi wirausaha? Tentu ini bukan pekerjaan mudah, karena pola pikir kita sejak dulu sudah dibentuk untuk menjadi seorang karyawan. Orang tua mana yg tidak bangga bila anak-anaknya bekerja di perusahaan bonafit, atau di instansi pemerintahan, sehingga secara otomatis pola pikir kita mulai terbentuk untuk menjadi seorang pegawai. Belum lagi instansi pendidikan di negara kita yg masih minim memberikan ilmu tentang kewirausahaan, sehingga mindset entrepreneur kita masih sangat kurang.

Padahal dalam memulai usaha dibutuhkan dua faktor penting, yg pertama skill dan yg kedua adalah mindset entrepreneur. Dari faktor itulah, mengapa adanya mindset entrepreneur sangatlah penting dalam menjalankan bisnis. Sebab dgn mindset entrepreneur, seseorang akan termotivasi untuk selalu produktif dan melakukan inovasi-inovasi baru untuk menciptakan peluang usaha yg menguntungkan.
Cara mudah untuk membentuk mindset entrepreneur bisa dilakukan dgn beberapa tahapan berikut.

  1. Lihatlah potensi diri Anda. Buat daftar potensi yg Anda punya, kemudian kembangkan semua potensi yg ada, untuk menciptakan inovasi baru.
  • Belajarlah dari kisah para wirausaha sukses yg sudah berhasil mengembangkan bisnisnya dari nol. Dgn begitu Anda akan terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka dalam menjalankan bisnis.
  • Ikuti pelatihan, seminar atau sharing bisnis yg bisa membantu Anda mengetahui segala kelebihan dan kekurangan sumber daya, yg bisa Anda jadikan sebagai prospek bisnis. Bila perlu, lakukan kunjungan langsung untuk melihat proses operasional sebuah usaha. Dan yg paling utama dari ketiga langkah tersebut adalah Anda harus tetap “Action!”, karena tanpa action, maka mimpi kita tentu tidaklah akan menjadi sebuah kenyataan.