English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

tiada keberhasilan tanpa kegagalan

wirausaha

Jumat, 23 Desember 2011

enceng gondok tembus eropa

Enceng Gondok Tembus Pasar Eropa

Siapa sangka enceng gondok yang selama ini dianggap perusak lingkungan dan penyebab banjir punya nilai ekonomi. Buktinya, pengrajin asal Yogyakarta, Lina Meiliyasari mampu mengubah tanaman yang dianggap hama itu menjadi produk bernilai jutaan rupiah. Tahun 2009 saja, omset bisnisnya mencapai Rp 1,8 miliar. YL Production adalah nama merk kerajinan dari enceng gondok itu yang tidak hanya diminati di pasar domestik, tetapi sudah menembus pasar eropa.

Lina, adalah contoh pengusaha wanita yang mampu melakukan transformasi bisnis. Usaha yang sekarang ditanganinya awalnya merupakan warisan keluarga tetapi berkat kepiawaian dan keuletannya usaha kecil itu terus bertumbuh.

Dia pun mengaku, pemanfaatan enceng gondok menjadi produk kerajinan, awalnya hanya coba-coba. Gara-gara bahan baku produk alas meja dan bantal dari pelepah pisang makin sulit diperoleh mendorongnya untuk memanfaatkan enceng gondok.

Usaha yang dipimpinnya terus mengalami perkembangan yang cukup baik, ditandai oleh kemampuannya menambah jenis produk dari hanya 10 menjadi 100-an item saat ini. Tidak hanya itu, lewat kerja keras dan ketekunannya itu, pasar produk alat rumah tangga yang tadinya cuma pasar lokal, sudah menembus pasar mancanegara terutama eropa. Keberhasilannya dalam memperluas pasar diperoleh lewat berbagai pameran yang diikutinya dan akhirnya memperoleh pembeli asal Jerman. Setiap tiga bulan Lina mengekspor produknya ke Jerman, dengan perolehan nilai pada tahun 2007 mencapai Rp 90 juta, sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp 60 juta dan kembali naik pada tahun 2009 menjadi Rp 100 juta. ”Pada tahun 2010 saya perkirakan akan mencapai Rp 150 juta-an,” ujarnya yakin.
Mengenai masalah tantangan ekspor dan daya saing dia mengaku mengaku tidak terlalu khawatir karena sejak dulu persoalan kualitas produk dan desain tidak pernah luput dari perhatiannya. Karena itu pengetahuannya di bidang teknologi dan desain terus dikembangkan melalui berbagai instansi pemerintah di daerahnya seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Balai Besar Litbang Kerajinan dan Batik di Yogyakarta, yang selama ini menjadi tempat berkonsultasi guna mengembangkan usaha. Selain itu, prestasi yang diraih YL Production adalah memperoleh sertifikat Ce-Mark yang dikeluarkan PT TUV International Indonesia. Sertifikat ini dapat menjadi jaminan kemudahan untuk memasuki pasar eropa karena produk tersebut ramah lingkungan dan tidak membahayakan konsumen seperti yang dituntut masyarakat Eropa saat ini.
Ia berpendapat, pasar dalam negeri untuk produk kerajinan masih sangat menjanjikan. Omset penjualan pasar lokal akan terus meningkat dari tahun ke tahun, dan terkhir tahun 2009 mencapai Rp 1,8 miliar.
Berkat keberhasilannya dalam mengembangkan produk kerajinan berbahan baku enceng gondok, Lina pun mendapat kepercayaan untuk membina 150 pengrajin asal Kalimantan Selatan. Kepercayaan itu datang dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kalimantan Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar